Clurit merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Timur khususnya di Madura. Umumnya senjata ini memiliki bilah melengkung dan mata pisau pada sisi dalamnya dan memiliki pegangan yang terbuat dari kayu, adapun beragam jenis kayu yang digunakan seperti, kayu temoho, kayu jambu klutuk, kayu kembang dan beberapa jenis kayu lainnya. Pada zaman dahulu senjata ini sering digunakan oleh tokoh masyarakat. Clurit memiliki sejarah, senjata ini diyakini berasal dari salah satu tokoh yang bernama Sakera. Beliau merupakan seorang petani tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan dalam penjajahan Belanda pada abad 18 M. Dalam kesehariannya beliau dikenal tidak pernah meninggalkan clurit dan selalu menggunakan senjata ini dalam aktivitas sehari-harinya. Sakera melakukan perlawanan atas penindasan penjajah Belanda, namun beliau ditangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Kemarahan masyarakat Madura timbul akibat dari tindakan penjajah terhadap Sakera. Masyarakat Madura melakukan perlawanan dengan clurit. Sehingga clurit mulai memiliki fungsi lain yaitu sebagai simbol perlawanan, simbol harga diri serta strata sosial. Adapun bentuk clurit yang dikenal di Madura Jawa Timur ada beberapa macam diantaranya clurit kembang turi dan clurit wulu pitik. (Sumber : https://tradisi-tradisional.blogspot.com/2017/07/6-senjata-tradisional-jawa-timur.html)
Ada banyak terdapat alat musik tradisional dari provinsi kepulauan bangka belitung ini,seperti caklemong yang bentuknya hampir sama dengan instrumen b [...]
Baca SelengkapnyaDi Kalimantan Tengah senjata tradisionalnya adalah mandau. Bagian hulunya dihiasi ukiran burung tinggang, sejenis burung enggang. Menurut kepercayaan [...]
Baca SelengkapnyaKabupaten Pontianak adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Mempawah. Kabupaten ini memil [...]
Baca Selengkapnyaeluk Triton adalah sebuah teluk yang berada di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat Indonesia. Teluk ini dikenal akan keindahan bawah laut yang dik [...]
Baca Selengkapnya
Komentar